Penerapan Hipnodontik dalam Praktek Kedokteran Gigi
Hipnosis merupakan bagian atau spesialisasi dari ilmu jiwa yang menekankan pada pengembangan penggunaan sugesti serta akibat psikosomatik lainnya.
Hipnoterapi bukan berarti terapi atau proses perawatan dengan hipnosis, melainkan terapi atau proses perawatan dalam keadaan terhipnosis, dimana dalam suatu keadaan terhipnosis, seseorang dapat diberikan sugesti-sugesti untuk mencapai kesembuhan atau kesehatan.
Hipnodontik merupakan aplikasi penerapan ilmu hipnosis dalam bidang kedokteran gigi. Jika dapat dilaksanakan dengan baik, hipnodontik akan sangat membantu keberhasilan pengobatan gigi, khususnya bagi pasien-pasien yang mengalami trauma terhadap perawatan gigi.
Keberhasilan suatu terapi dengan hipnosis sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : kemampuan atau jam terbang dari operator, kemampuan subjek dalam menerima sugesti (susceptibility) serta kondisi tempat yang kondusif.
Hipnoterapi umumnya dan Hipnodontik khususnya dapat terus dikembangkan sebagai bagian dari terapi pengobatan sehingga dapat dijadikan terapi alternatif yang pada akhirnya dapat mengurangi ketergantungan pasien akan obat-obatan kimia.
Walaupun relatif aman, hipnoterapi mempunyai efek samping yaitu abreaksi. Abreaksi adalah suatu keadaan dimana pasien keluar dari rekaman bawah sadarnya secara serentak. Hal itu dapat menimbulkan rasa kekesalan atau kesedihan yang berlebihan, reaksi pasien dapat tidak terkendali walaupun kondisi tersebut biasanya tidak berlangsung lama dan dapat dikendalikan oleh operator.
PROSEDUR PERAWATAN DENGAN HIPNODONTIK
Hipnodontik harus dilakukan oleh operator / dokter gigi yang terlatih dan menguasai teknik hipnosis dengan baik. Sebelum melakukan proses hipnodontik, harus dilakukan kesepakatan antara pasien dengan dokter gigi untuk melakukan hipnoterapi.
Berikan informasi yang jelas dan pemahaman yang sama tentang hipnodontik agar persepsi yang terbentuk dalam tingkat sadar sejalan dengan persepsi bawah sadarnya.
Untuk melakukan hipnoterapi perlu lingkungan yang dapat mensugesti seperti ruangan yang tenang, agak redup dan jauh dari bising.
Pasien harus percaya penuh terhadap operator sebelum dihipnosis.
Pada saat melakukan perawatan dibawah hipnosis, perawatan tidak boleh dilakukan dengan terburu-buru. Hal ini diperlukan untuk menghindari efek yang merugikan.
Sugesti post hipnosis sangat perlu diberikan pada pasien agar pasien bangun dalam keadaan segar.
Untuk keadaan dimana anaesthesia lengkap tidak dapat tercapai, maka anestikum kimia tetap dapat diberikan agar kekebalan yang terjadi karena suntikan ini akan menambah sugesti untuk memperoleh keadaan anestesi yang lebih baik pada kunjungan berikutnya.
Mulailah dengan perawatan-perawatan sederhana yang pada tiap kunjungan berikutmya dapat ditingkatkan sampai perawatan yang lebih sulit.
Untuk saat ini di Indonesia memang belum ada pelatihan terhadap teknik hipnodontik tersebut. Namun ada seminar dan penjualan buku-buku serta CD yang membahas teknik tersebut. Para dokter gigi yang berminat untuk mempelajari hipnodontik dapat mengikuti seminar-seminar hipnodontik yang sering diadakan saat-saat ini.
Berhubung masyarakat di Indonesia belum mengenal mengenai teknik hipnodontik, maka sebaiknya para dokter gigi mulai mensosialisasikan hipnodontik serta kegunaannya di tempat praktek dokter gigi. Di dalam praktek kedokteran gigi modern, hipnodontik telah dapat diterima dengan baik khususnya di luar negeri. Di Indonesia hipnodontik perlu lebih diperkenalkan kepada masyarakat luas agar dapat membantu mengatasi permasalahan yang sering terjadi, sehingga dapat pula meningkatkan kesadaran akan perlunya melakukan kunjungan kepada dokter gigi untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta menghilangkan keengganan untuk berkunjung kembali guna mendapatkan penanganan medis.
(drg. Anne Ustane Yustisia)