Stroke
Stroke
merupakan penyebab kematian terutama pada warga Indonesia diatas usia 50 tahun yaitu sebesar 15,4% dari seluruh penyebab kematian. Angka kematian penderita stroke adalah 99/100.000 penduduk dan angka kecacatan penderita stroke 685/100.000 penduduk. Faktor resiko penyebab stroke yang tersering adalah hipertensi, merokok dan dislipidemia. Median usia penderita stroke berkisar pada 58 tahun.
Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi gangguan fungsi sebagian otak atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak, sehingga menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel saraf di otak dalam waktu yang singkat. Setiap bagian otak memiliki fungsi-fungsi tertentu, maka gejala dan tanda stroke pada tiap individu dapat berbeda satu sama lainnya tergantung dari pembuluh darah bagian otak mana yang terganggu.
Gejala-gejala yang seringkali ditemukan pada penderita stroke adalah : kelemahan atau kelumpuhan pada wajah dan tubuh yang sama sisi, baal pada wajah dan tubuh sama sisi, gangguan bicara seperti pelo atau bisu, gangguan daya ingat, gangguan penglihatan, gagguan menelan, gangguan keseimbangan. Begitu banyaknya variasi gejala stroke ini tentunya mempersulit deteksi dini, padahal penderita stroke membutuhkan penatalaksanaan yang cepat dan tepat.
Dikembangkan suatu cara deteksi yang sederhana sehingga setiap orang dapat memahami dan membantu mendeteksi stroke sehingga penanganannya dapat diberikan dengan segera. FAST terdiri dari kata face, arm, speech dan time. Singkatan ini seringkali dipekerkenalkan untuk membantu deteksi stroke dan terdiri dari : kelumpuhan wajah, lengan dan kemampuan bicara.
Secara praktis, stroke dapat dibagi menjadi dua macam: Stroke sumbatan (iskemik) dan stroke perdarahan. Stroke iskemik disebabkan oleh adanya sumbatan pembuluh darah tertentu di otak. Biasanya didahului oleh
proses aterosklerosis pada pembuluh darah.
Aterosklerosis merupakan proses pengerasan pembuluh darah akibat hipertensi, dislipidemia dan merokok. Selain mengakibatkan pengerasan pembuluh darah, aterosklerosis juga mengakibatkan penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah. Keseluruhan proses ini mengakibatkan lumen pembuluh darah mengecil sehingga pada akhirnya akan menutup secara keseluruhan.
Stroke iskemik dapat pula diakibatkan oleh lepasnya bekuan darah. Bekuan darah ini terbawa oleh aliran darah menuju pembuluh darah di otak sehingga menyumbat aliran pembuluh darah di otak. Bekuan darah ini dapat berasal dari kelainan jantung atau pembuluh darah di tempat lain.
Stroke jenis yang lain adalah stroke perdarahan. Stroke perdarahan disebabkan oleh pecahnya cabang pembuluh darah tertentu di otak akibat dari kerapuhan dinding yang sudah berlangsung lama atau adanya kelainan pembuluh darah di otak.
Faktor resiko stroke adalah kondisi atau penyakit yang terdapat pada seseorang yang memiliki potensi untuk memudahkan orang tersebut mengalami serangan stroke suatu saat. Faktor-faktor resiko ini terbagi menjadi dua macam, yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain adalah : usia diatas 60 tahun, jenis kelamin perempuan, keturunan dari penyandang stroke. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi antara lain adalah : hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, merokok, kolesterol tinggi dan lainnya.
Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan mengendalikan faktor-faktor resiko. Menjalani cara hidup yang bebas resiko tentunya merupakan cara terbaik menghindari serangan stroke. Menghindari pola makan berlebihan, tinggi lemak, tinggi garam, olah raga teratur, menghindari obesitas dan menghindari stres.
Kendati stroke merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan kematian, kecacatan dan dampak sosial yang berat, penyakit ini tetap dapat dihindari dengan cara mengendalikan faktor resiko. Menyandang stroke bukanlah akhir dari kehidupan karena dengan perawatan yang cepat dan tepat, penyandang stroke dapat selamat dan memiliki kemampuan fungsional yang optimal.
(dr. Gamaliel Wibobo, Sp. S)
