TENS Sebagai Salah Satu Metode untuk Mengurangi Nyeri Pasca Operasi
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak nyaman dan berkaitan dengan kerusakan jaringan atau berpotensi merusak jaringan. Definisi tersebut berdasar sari sifat nyeri yang merupakan pengalaman subyektif dan bersifat individual. Dengan dasar ini dapat dipahami adanya kesamaan penyebab tidak secara otomatis menimbulkan perasaan nyeri yang sama, termasuk pada kasus paska operasi.
Adanya kerusakan jaringan akan mengaktifkan reseptor nyeri dan menimbulkan proses respon peradangan lokal dengan dikeluarkannya berbagai mediator dan sel-sel pertahanan tubuh (immun). Disamping reaksi peradangan lokal, nyeri juga akan mengaktifkan saraf–saraf simpatis berupa keluarnya keringat berlebihan dan respon metabolisme yang meningkat.
Pada nyeri paska operasi, khas ditandai oleh pemecahan lemak, kenaikan kadar gula darah dan gangguan fungsi pertahanan tubuh.
Transcutaneus Elektrical Nerve Stinulation (TENS).
TENS adalah salah satu modalitas atau teknik Fisioterapi untuk mengurangi nyeri dengan menggunakan energi listrik yang sudah dimodifikasi untuk merangsang sistem saraf. TENS mampu mengaktivasi serabut saraf, baik serabut saraf berdiameter besar maupun kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke sistem saraf pusat. Efektifitas TENS dapat diterangkan lewat teori “ Gerbang Kontrol “ dari Melzack dan Wall. TENS yang diaplikasikan dengan intensitas komfortabel akan mengaktivasi serabut saraf tipe Aά dan Aβ yang selanjutnya memfasilitasi interneuron substansia gelatinosa sehingga nyeri akan diblokir oleh stimulasi listrik lewat penutupan gerbang yang berakibat terhentinya masukan afferent diameter kecil.
TENS juga akan meningkatkan aliran darah yang berfungsi untuk mengangkut materi yang berpengaruh terhadap nyeri seperti bradikinin, histamine dan materi / zat P.
Mekanisme lain yang dapat dicapai oleh TENS adalah mengaktivasi sistem saraf otonom yang akan menimbulkan tanggap rangsang vasomotor yang selanjutnya dapat mengubah kimiawi jaringan.
Aplikasi TENS
Aplikasi TENS menggunakan elektrode yang ukuran dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Sebelumnya, juga akan ditentukan bentuk pulsa, durasi, frekuensi, waktu terapi, dan intensitas yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Penempatan elektrode TENS tidak terbatas pada daerah sekitar nyeri saja. Untuk menentukan letak dan metode penempatan TENS, harus memahami anatomi, prinsip fisiologi, serta patologi dari kondisi yang bersangkutan. Pengertian dasar tentang pola nyeri, sindroma dari berbagai jaringan yang bisa merupakan sumber nyeri merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dipahami dalam kaitannya dalam pemasangan elektrode.
Metode umum pemasangan electrode untuk nyeri paska operasi :
- Pemasangan elektrode pada atau di sekitar nyeri. Cara ini merupakan cara paling mudah dan paling sering digunakan sebab metode ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter nyeri ataupun letak paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri.
- Segmen sumsum tulang belakang. Satu elektrode diletakkan pada level spinal sedangkan yang lainnya diletakkan pada dermatom yang berhubungan, motor point atau trigger point.
Dosis terapi
Pemberian TENS diberikan dengan intensitas yang comfortable, dengan terapi sepuluh sampai lima belas menit. Frekuensi terapi sehari sekali atau sehari dua kali.
Kontra Indikasi
Relatif tidak ada. Penempatan elektrode di sekitar luka incisi (kontra indikasi relatif)
Efek samping
Elektrical shock, hal ini sering terjadi jika intensitas dinaikkan secara mendadak. Untuk itu kenaikan intensitas dilakukan secara perlahan – lahan sampai batas rasa nyaman.
(Fisioterapis Rumah Sakit Santo Yusup)